Yogyakarta (01/09/2015) – Puncak acara Dies Natalis ke-52 Fakultas Geografi UGM ditandai dengan disampaikannya laporan tahunan Dekan Fakultas Geografi UGM dan orasi ilmiah, yang diselenggarakan di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM. Pada sambutannya, Dodi Widiyanto, S.Si., M.Reg.Dev. selaku ketua panitia menyampaikan bahwa walaupun rangkaian acara dies natalis telah mencapai puncaknya, namun dalam beberapa bulan tersisa di tahun 2015 masih ada rangkaian acara dies natalis seperti seminar, simposium hingga Olimpiade Nasional Geografi. Prof. Dr. Suratman, M.Sc., selaku Wakil Rektor bidang Penelitian dan Kerjasama mewakili Rektor Universitas Gadjah Mada, menyampaikan bahwa usia Fakultas Geografi UGM yang sudah 52 tahun membutuhkan inovasi-inovasi karya penelitian yang mumpuni. Terlebih dengan dukungan teknologi yang kini semakin berkembang. Perkembangan Fakultas Geografi UGM dapat dibuktikan dengan capaiannya yang hingga saat ini masih menjadi fakultas geografi terdepan di Indonesia.
Laporan tahunan Dekan disampaikan oleh Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Geografi UGM. Dalam laporannya, beliau menyampaikan informasi dan capaian kegiatan selama satu tahun terakhir, yang merupakan refleksi terkini dan harapan tentang masa depan menyangkut berbagai macam hal. Beberapa hal tersebut antara lain, pertama ada indikasi bahwa Fakultas Geografi UGM semakin dikenal karena sebagian besar mahasiswa baru berasal dari SMA ternama di tanah air. Jika dilihat trend pendaftaran selama beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa jumlah peminat selalu meningkat. Kedua, kepercayaan terhadap Fakultas Geografi UGM juga dibuktikan dengan status akreditasi BAN-PT. Selama satu tahun terakhir terdapat 5 program studi yang mengajukan reakreditasi, yaitu 3 program sarjana (Program Studi Geografi dan Ilmu Lingkungan, Kartografi dan Penginderaan Jauh, serta Pembangunan Wilayah), dan 2 program pascasarjana (S-3 Geografi dan S-2 Penginderaan Jauh). Empat program studi telah dinyatakan mendapat akreditasi A, sementara untuk Program Studi S-2 Penginderaan Jauh hingga saat ini masih menunggu hasil reakreditasi. Ketiga, Fakultas Geografi UGM mendapatkan suntikan sumber daya manusia karena pada kurun waktu satu tahun ini terdapat tambahan 1 guru besar dan 6 doktor, sehingga secara keseluruhan saat ini 65,67% staf pendidik sudah bergelar doktor. Keempat, adanya tambahan infrastruktur berupa dua gedung baru, mulai dimanfaatkan untuk kegiatan akademik mulai Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016. Selain kedua gedung tersebut, Fakultas Geografi UGM juga mendapatkan rumah singgah sementara bagi peneliti dan mahasiswa, yang merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. Kelima, semangat staf pendidik untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat semakin tumbuh, seiring dengan dibukanya berbagai skema pendanaan melalui hibah. Publikasi dosen pun tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi sudah banyak publikasi ke luar negeri.
Pada sesi selanjutnya, Dr. Nurul Khakhim, M.Si. menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Peran Strategis Informasi Geospasial untuk Mendukung Pembangunan Kemaritiman di Indonesia”. Dalam paparannya, beliau memandang pentingnya informasi geospasial untuk pembangunan kemaritiman di Indonesia sesuai dengan salah satu program utama pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Peran yang cukup krusial misalnya dalam penetapan batas maritim Indonesia, yang belum mencapai kesepakatan dengan 5 dari 10 negara tetangga. Pemetaan pulau-pulau kecil terluar sangat penting untuk dilakukan untuk mendukung penentuan batas maritim tersebut, karena pulau yang kecil memiliki potensi untuk klaim wilayah maritim seluas 1.551.000.000 m2. Proses pemetaan tersebut sebenarnya kini telah didukung oleh teknologi penginderaan jauh, dimana potensi-potensi laut yang ada dapat dikaji secara lebih cepat dengan cakupan area yang cukup luas. Misalnya pemantauan upwelling atau front melalui pendekatan anomali suhu permukaan aut (SPL), kelimpahan plankton yang diwakili oleh konsentrasi klorofil-a pada perairan, pemetaan hutan mangrove, padang lamun, biomassa, dan stok karbon. Hutan mangrove bersama dengan padang lamun merupakan “blue sink carbon” yang membantu mengurangi kandungan CO2 di atmosfer dengan cara menguburnya dalam sedimen. Dalam acara ini diserahkan pula hibah alat penunjang kegiatan perkuliahan dari salah satu alumnus, Dr. Prapto Suharsono, M.Sc., yaitu berupa alat Geolistrik. (FGE/Totok)