Sleman (5/5/2015) – Pameran Fotografi dan Desain Grafis bertajuk jogJAKARTA merupakan rangkaian dari acara Earthernity Fest 2015 ketujuh yang diadakan oleh Bengkel Kesenian Geografi (BEKAGE), Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Acara ini berlangsung dari 5 Mei 2015 sampai dengan 9 Mei 2015 dan dibuka setiap hari pukul 09.00-16.00. Acara pameran tersebut dibuka oleh Prof. Dr. R. Rijanta, M. Sc, selaku Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Berjudul “jogJAKARTA”, pameran ini merupakan kumpulan keresahan masyarakat mengenai isu-isu negatif yang sedang marak diperbincangkan di Kota Yogyakarta. Salah satu isu tersebut yaitu mengenai pembangunan hotel dan apartemen di Kota Yogyakarta yang sangat masif dan tidak terkontrol, sehingga menyebabkan sudut-sudut Kota Yogyakarta tidak lagi terasa istimewa karena tergeser dengan budaya baru yang jauh dari budaya lokal. Selain itu, efek negatif terhadap lingkungan berdampak pada buruknya drainase yang menyebabkan sistem pengairan bawah tanah menjadi buruk sehingga menimbulkan bencana banjir saat musim hujan dan asat saat musim kemarau. Seiring dengan berkembangnya isu-isu negatif tersebut, muncul slogan “Jogja Istimewa”. Hingga saat ini, slogan tersebut dipertanyakan keberadaannya, apakah slogan ini merupakan suatu upaya untuk memulihkan keadaan ataukah hanya sebuah pencitraan. Ini Jogja atau Jakarta?
Proses hingga mencapai hari H pameran tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa tahapan kuratorial untuk menguji kelayakan karya yang akan ditampilkan. Dari keseluruhan karya yang diusulkan tidak semua karya ditampilkan, hanya karya yang lolos uji kelayakan dan standar operasional pameran yang ditampilkan pada pameran tersebut. Karya yang ditampilkan pada pameran ini berjumlah 41 karya, dengan rincian 15 karya grafis dan 26 karya fotografi. Karya yang dipamerkan dibuat oleh pihak internal BEKAGE, bukan umum. Hal ini bertujuan untuk melatih kepekaan terhadap lingkungan yang mulai semrawut dengan memvisualisasikannya melalui karya seni.
Melalui pameran ini, BEKAGE ingin mengkomunikasikan permasalahan-permasalahan yang ada pada Kota Jogjakarta melalui karya seni visual dan dengan harapan setelah diadakannya pameran ini, masyarakat Kota Jogjakarta baik pribumi maupun pendatang sama-sama membuka pandangan mengenai kondisi Jogjakarta yang sudah mulai memudar keistimewaannya. (FGE/Maulana)