Kerjasama antara Program Pascasarjana dan PUSPICS Fakultas Geografi UGM dengan Biophysical Remote Sensing Group, School of Geography, Planning and Environmental Management, Universitas Queensland (UQ), Australia terus berlanjut, semenjak ditandatanganinya MoU antara UGM dengan UQ di tahun 2011. Diawali dengan kunjungan ketua PUSPICS/Kaprodi S2 Penginderaan Jauh (PJ) Fakultas Geografi, Dr. Projo Danoedoro ke UQ di Brisbane untuk menerima UQ Indonesia Alumni Award pada bulan November 2011, pihak UQ mengirim Prof. Stuart Phinn dan Dr. Chris Roelfsema ke Fakultas Geografi UGM pada bulan Oktober 2012. Pertemuan 2012 tersebut diisi dengan saling memperkenalkan diri dalam bidang keahlian di antara mereka berdua dan staf pengajar penginderaan jauh, dan dilanjutkan dengan kuliah tamu, workshop kurikulum baru S2 Penginderaan Jauh, dan bimbingan lapangan mahasiswa S1, S2 dan S3 yang mengambil topik penelitian mangrove, padang lamun dan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa.
Pada Senin-Kamis, 17-20 Februari 2014 yang lalu, Prof. Stuart Phinn dan Dr. Chris Roelfsema kembali mengunjungi Fakultas Geografi UGM untuk mengembangkan program kerjasama yang telah dirintis sebelumnya. Urutan acara ini sempat berubah karena erupsi Gunungapi Kelud telah memaksa Bandara Adisucipto tutup; dan akibatnya pada tanggal 16 Februari tim UQ terpaksa melanjutkan penerbangan ke Jakarta untuk kemudian mengadakan pembicaraan di Badan Informasi Geospasial (BIG) di Bogor dalam rangka mengembangkan kerjasama segitiga antara UQ-UGM-BIG. Baru pada tanggal 18-19 Februari keduanya hadir dalam acara “Remote Sensing Workshop and Guest Lecture” yang diselenggarakan oleh Program Pascasarjana dan PUSPICS Fakultas Geografi UGM. Dalam workshop tersebut tampil doktor-doktor baru penginderaan jauh, dan juga para calon doktor di hadapan mahasiswa S1, S2 dan S3, serta peserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga pemerintah/swasta lain, seperti misalnya IPB, UNJ, UNY, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan World Wildlife Fund. Kegiatan workshop dan guest lecture selama dua hari ini dipandu oleh Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS yang juga guru besar penginderaan jauh, Dr. R. Suharyadi, M.Sc. (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan), Dr. M. Pramono Hadi, M.Sc. (Kaprodi S3 Ilmu Geografi), di samping Dr. Projo Danoedoro selaku koordinator kegiatan.
Presentasi para dosen dan mahasiswa S3 Geografi Minat Penginderaan Jauh sangat menarik bagi Prof. Stuart Phinn dan Dr. Chris Roelfsema. Hal ini merupakan pengalaman baru bagi mereka, ketika melakukan evaluasi dan memberikan masukan bagi mahasiswa di luar UQ, dan bahkan di luar Australia. Dengan begitu, mereka bisa melihat kekuatan dan kekurangan yang ada di Fakultas Geografi UGM. Salah satu kekuatan yang mereka lihat adalah kecenderungan mengintegrasikan penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis dan kartografi di kalangan dosen maupun mahasiswa di UGM, yang tidak banyak mereka lakukan atau jumpai di UQ. Kekurangan yang ada, terutama terkait dengan formulasi kerangka konseptual, mereka anggap wajar karena sebagian penyaji adalah mahasiswa yang belum menempuh ujian proposal. Presentasi selingan diberikan oleh beberapa mahasiswa lulusan S1 Kartografi dan Penginderaan Jauh dan S2 Penginderaan Jauh, yang juga memancing pujian dari tamu UQ.
Kuliah tamu oleh Prof. Stuart Phinn dan Dr. Chris Roelfsema sangat menarik, karena mereka berdua tidak hanya bicara tentang teknologi penginderaan jauh terkini dan isyu-isyu riset terbaru. Berdasarkan evaluasi atas presentasi mahasiswa S3 Penginderaan Jauh mereka menyampaikan garis besar metodologi penelitian, dimulai dari hal-hal mendasar. Contoh-contoh menarik juga disajikan dengan mengajarkan cara membangun model konseptual.
Pada hari ketiga di Yogya, tanggal 20 Februari, pertemuan dilanjutkan dengan penyusunan butir-butir rencana kerjasama yang lebih nyata. Di antaranya adalah penetapan sementara daerah penelitian di Jawa Tengah (termasuk Kepulauan Karimunjawa), DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu untuk menjadi daerah penelitian bersama dalam rencana kerjasama segitiga UGM-UQ-BIG. Penetapan tema-tema penelitian meliputi kajian perubahan penutup/penggunaan lahan, estimasi biomassa dan karbon vegetasi, pemodelan biofisik wilayah urban, serta pemetaan wilayah pesisir (terutama mangrove, padang lamun dan terumbu karang), yang semuanya berdasarkan citra penginderaan jauh.
Dr. Projo Danoedoro menjelaskan, rencana kerjasama dalam bidang pendidikan akan diwujudkan dalam bentuk pertukaran mahasiswa, di mana mahasiswa program S3 (yang dapat diperluas ke S2, apabila memungkinkan) dari Fakultas Geografi UGM akan diberi kesempatan melakukan kunjungan ke UQ untuk mematangkan konsep dan metode penginderaan jauhnya di bawah bimbingan dosen di sana. Bahkan, supervisi ini tidak hanya dibatasi pada mahasiswa yang berkunjung ke UQ, melainkan yang belajar di UGM juga. Sebaliknya, mahasiswa UQ yang tertarik meneliti tentang lingkungan Indonesia dengan penginderaan jauh juga akan diberi kesempatan tinggal di UGM serta dibimbing dosen Fakultas Geografi. Baik mahasiswa UGM maupun UQ akan dibebaskan dari biaya kuliah (tuition fee). Pertukaran ini rencananya juga akan diperluas ke staf pengajar, terutama dikaitkan dengan kegiatan penelitian bersama. (FGE/Committee)