Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan tiga lempeng yang saling bertumbukkan (Verstappen, 2000). Lempeng Samudra Hindia-Australia bergerak relatif ke arah utara menyusup ke bawah Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam di sebelah utara. Tumbukan ini menghasilkan zona subduksi di sebelah Barat Pulau Sumatera sampai di sebelah Selatan Pulau Jawa dan Kepulauan Nusa Tenggara. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi terhadap bencana gempa dan bencana tsunami. Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Fakultas Geografi dan Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM meluncurkan terobosan baru sistem informasi kebencanaan berupa aplikasi yang dinamakan SIBAT. SIBAT merupakan singkatan dari Sistem Informasi Bahaya Tsunami. Sistem informasi tersebut berfungsi untuk memberikan berbagai informasi terkait dengan bencana tsunami. Selain itu, SIBAT juga berisi informasi untuk menunjukkan daerah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap tsunami melalui Peta Skenario Tsunami pada daerah pesisir, pengedukasian kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan sistem pelayanan cepat tanggap darurat yang langsung terhubung oleh instansi terkait dalam penanggulangan bencana.
Sistem Informasi Bahaya Tsunami (SIBAT) dikembangkan sejak pertengahan tahun 2018 dengan sub sistem informasi mitigasi tsunami, tahapan evakuasi tsunami, dan sistem informasi peta pemodelan tsunami. Proses pengembangan sistem informasi ini bisa menjadi salah satu instrumen dalam proses pengedukasian dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami. Sistem informasi ini juga mendapat dukungan dari mitra kerjasama dalam penyediaan data dan pengembangan SIBAT yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Pusat Studi Bencana UGM, Fakultas Teknik UGM dan Tim SAR Pantai Kabupaten Gunungkidul. Sistem Informasi ini mendapat dukungan penuh dari LPPM UGM dalam proses pengembangan software berbasis kebencanaan.
Dengan adanya SIBAT diharapkan dapat mendukung pengembangan wilayah kepesisiran melalui penyediaan data dan informasi berbasis kebencanaan. Hal tersebut tidak terlepas dari kenyataan bahwa wilayah kepesisiran merupakan wilayah yang sangat dinamis yang mempunyai ancaman dari berbagai bencana alam. Aspek manajemen risiko bencana merupakan hal yang penting dilakukan di wilayah kepesisiran dalam rangka pengembangan wilayah kepesisiran yang berkelanjutan. Pengembangan sistem informasi bahaya tsunami yang akan dilakukan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di wilayah kepesisiran dalam menghadapi bencana tsunami melalui teknologi tepat guna dalam manajemen risiko bencana tsunami.